Sabtu, 16 Juli 2011

Me and My Boy




KUNJUNGAN INDOFOOD


BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar belakang
        Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangatbesar, tapi tidak didukung oleh jumlah lapangan pekerjaan yang mengakibatkanbanyaknya pengganguran di era globalisasi ini. Karena itu, perlu pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapinya.Pendidikan  di sekolah  dan  di luar sekolah  berperan  sebagai  penunjangpembangunan  sumber  daya  manusia,  harus  secara  jelas  ikut  membantu  danmembentuk peserta didik menjadi aset bangsa. Sebagai aset bangsa peserta didik diharapkan menjadi manusia  produktif  yang berpenghasilan, juga menjadi manusiayang mampu menciptakan produk-produk unggulan.
2.Tujuan pelaksanaan kunjungan.
1.      Siswa dapat menerapkan teori dan praktek yang telah didapat dari perkuliahan.
2.      Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan suasana dan lingkungan kerja sebenarnya.
3.      Meningkatkan pengetahuan mengenai dunia bisnis.
4.      Menumbuhkan  dan  memantapkan  sikap  profesional  mahasiswa  dalam  rangka memasuki lapangan Industri.
5.      Meningkatkan wawasan mahasiswa pada aspek-aspek yang berkaitan dengan dunia kerja antrara lain : Strukur Organisasi, disiplin, lingkungan dan system kerja.
6.      Memberikan  kesempatan  pada  mahasiswa  untuk  menerapkan  keterampilan  dan keahlian dibidang masing-masing.

3.Tinjauan umum.
          Kunjungan yang penulis lakukan berada di perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan yaitu PT.Indofood CBP SuksesMakmur divisi Noodle cabang Pekanbaru.



4.Sejarah dan perkembangan perusahaan.
        PT. Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dalam  bidang  industri  makanan. Perusahaan yang berdiri pada 14 Agustus 1990 diJakarta ini diberi nama PT. Panganjaya Intikusuma. PT.Indofood CBP Sukses Makmur cabang Pekanbaru merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan mie instan yang dikemas dalam kemasan plastic dengan tambahan bumbu dan minyak bumbu. Baik bumbu dan minyak bumbu serta bahan pelengkap lainnya tidak diproduksi diperusahaan ini melainkan diproduksioleh perusahaan yang masih termasuk dalam Indofood group yang berlokasi diSemarang, Cikampek, dan Surabaya yang kemudian di supply ke Indofood cabang Pekanbaru .Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood, pabriknya tersebar di14 kota besar di Indonesia yaitu : Pekanbaru, Lampung, Medan, Palembang,Jakarta,  Cibitung,  Tangerang,  Bandung,  Semarang,  Surabaya,  Banjarmasin,Pontianak, Manado dan Makasar. Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur divisi noodle ini dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

*      Normal noodle  : Indomie, Supermie, Sarimie, Sakura.
*      Snack noodle    : Anak mas.
*      Cup noodle       : Pop mie.
*      Dried noodle    : Mie telur cap 3 ayam.
*      Bihun               : Pop bihun.

                                                    

         



          Perusahaan ini dengan cepat dapat berkembang. Pada awal  berdiri tahun 1992. PT. Indofood CBP Sukses Makmur hanya memiliki satu pabrik (plant 1) kemudian di tahun 1996 didirikan pabrik kedua (plant 2) dan terakhir pada tahun 2001didirikan lagi pabrik ketiga (plant 3) yang dikhususkan untuk produksi bihun.
Dengan visi “menciptakan  pilihan menjadi penyedia utama makanan danconsumen products bermerk terkemuka bagi jutaan konsumen di Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia.”  PT. Indofood CBP Sukses Makmur telah mendapatkanberbagai  sertifikasi  dan  penghargaan  diantaranya  :  ISO  9001:2000,HACCP, Setifikasi  Halal Indonesia dan Malasyia, dan SNI untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan.

















BAB II
KAJIAN TEORI (ISI)

A.Mie Instan.
        Mie Instan merupakan salah satu makanan berenergi tinggi yang terbuat daritepung terigu, air, dan garam. Makanan ini sangat umum dikonsumsi oleh masyarakatdi dunia terutama di Asia karena makanan ini mengenyangkan, mudah dibuat danharganya lebih ekonomis. (Google, 2007). Mie Instan didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan dapat dihidangkan setelah dimasak dan diseduh dengan air mendidih paling lama empat menit (SNI-01-3551-2000). Mutu mie instan yang berkualitas baik adalah mie yang memiliki gigitan relative kuat,  kenyal  dan  permukaan  tidak  lengket.  Mutu  mie  instan  juga  ditentukan berdasarkan warna, tekstur, dan cara masak untuk penyajian.

B. Tahapan produksi.
1.  Mixing 
          Proses mixing adalah proses awal pada pengolahan mie. Pada tahap initepung terigu yang sudah berada di alat mixer dicampurkan dengan air danbahan tambahan ( larutan alkali yang sudah dibuat sesuai dengan jenis mieyang akan diproduksi ) agar menjadi suatu adonan. Air yang dicampurkanharus sesuai, sehingga adonan tidak terlalu lembek atau terlalu keras.
Pada proses ini pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pengamatanterhadap cemaran, jumlah alkali yang ditambahkan , jumlah penambahan air serta kadar air pada adonan.

2. Pressing 
          Pada Proses Pengepresan (Pressing) adonan terigu beserta campurannyadibentuk menjadi suatu lembaran. Adonan dilewatkan pada pressing roll yang memiliki tingkat ketebalan yang berbeda-beda untuk mendapatkan lembaran
panjang dengan ketebalan tertentu yang sesuai dengan standart. Adonan yang berjalan dari pressing roll pertama sampai dengan yang terakhir menyebabkan bentuk lembaran semakin tipis hingga mencapai ketebalan tertentu sesuaidengan jenis mie yang akan diproduksi. Pada  Proses  Pressing  ini  pemeriksaan  yang  dilakukan  yaitu  untuk mengetahui cemaran dan ketebalan untaian.

3. Slitting 
            Setelah melalui roll press , maka adonan mie akan dibentuk suatu untaian dengan menggunakan alat sillter. Dengan mengatur kecepatan laju alat sillter untaian akan lebih merapat. Jadi mie yang terbentuk terlihat lebih rapi, rapat dan lebih padat.
 Kemudian adonan yang berbentuk untaian diubah menjadi bentuk gelombang dengan menggunakan waving net. Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah bentuk untaian danbentuk gelombang mie yang dihasilkan.

4. Steaming 
          Steaming  merupakan  proses  pengukusan  atau  pemasakan  mie menggunakan uap panas yang dialirkan boiler ke dalam steam box. Pada tahapini berlangsung proses gelatinisasi. Gelatinisasi adalah proses penyerapan air kedalam granula pati. Tujuan dari proses ini agar mie tergelatinisasi dengan sempurna sehingga tekstur mie menjadi empuk dan elastis. Proses pemeriksaan yang terjadi pada proses ini adalah  pengukurantekanan, suhu, waktu steam, serta cemaran. Pengukuran tekanan menjadi hal yang  penting  pada  proses  ini  karena  jika  tekanan  terlalu  tinggi  bisa menyebabkan mie menjadi lengket dan waktu steaming juga berpengaruh terhadap penetrasi panas dalam mie, jika waktu steaming semakin lama makapanas yang berpenetrasi akan semakin baik dan merata.

5. Cutting 
          Setelah melakukan steaming, mie dibentuk menjadi bentuk segi empat dengan proses cutting yang dilakukan dengan melewatkan mie pada alat cutter yang bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ukuran panjang mie sesuaidengan standart yang telah ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan pada tahap ini adalah kecepatan cutter,panjang mie yang telah terpotong, berat mie basah untuk setiap line serta cemaran asing

6. Frying 
        Proses Frying merupakan proses dimana mie yang telah disteam akandigoreng menggunakan minyak goreng  yang sebelumnya telah dilakukanpenyaringan dan pemanasan yang telah ditambahkan dengan antioksidan.Tujuan dari proses ini adalah untuk menurunkan kadar air yang berasal dari proses pengukusan (steaming). Beberapa factor yang mempengaruhi proses penggorengan adalah kondisi minyak  goreng,  suhu  dari  luar  ataupun  dari  alat-alat  penggorengan,temperature penggorengan serta waktu penggorengan. Parameter  mutu  yang  digunakan  dalam  proses  ini  adalah  waktupenggorengan, berat mie kering setiap jalur, susut mie, jumlah antioksidan yang ditambahkan pada minyak serta menganalisa FFA (asam lemak bebas)minyak goreng.

7. Cooling.
        Cooling atau proses pendinginan merupakan suatu proses dimana mieyang telah melalui proses frying didinginkan/ ditiriskan di cooling box dengan suhu tertentu.
Tujuan dari proses cooling adalah untuk menurunkan suhu mie agar miepada saat dikemas tetap terjaga kerenyahannya . Tujuan lain dari proses cooling ini juga untuk mengurangi kadar minyak yang dihasilkan dari prosesfrying agar mie tidak berminyak.Parameter  mutu  yang  dilakukan  pada  proses  cooling  ini meliputipengukuran waktu pendinginan mie, bentuk mie dan cemaran . Selain itudilakukan juga analisa berupa kadar lemak dan kadar air mie tujuannya untuk mengetahui mie mudah patah atau tidak.

8. Wrapping dan Packing 
          Setelah  dilakukan  proses cooling, mie akan di wrapping dan packing.Wrapping  merupakan  pembungkusan mie dengan kemasan yangsesuai dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberikode produksi dan tanggal kadarluarsa mie. Pada  packing  mie  yang  telah  terkemas  dan  diberi  kode  produksi,kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan,kemudian mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk darikotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kode produksi,mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-rata dan cemaran.  

Gambar :
      
  


C.Ketenagakerjaan.
          PT. Indofood CBP Sukses Makmur cabang Pekanbaru mempunyai jumlah tenaga kerja kurang lebih 2076 orang dari seluruh plant.


D.Sistem dan jam kerja karyawan.
           
            Pembagian waktu kerja untuk karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur  mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja adalah  40 jam kerja dalam satu minggu.Karyawan staff bekerja mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dari senin hingga jumat.Sedangkan karyawan staff yang berhubungan dengan  proses produksi bekerja dari senin hingga sabtu dengan jam kerja pada pukul 08.00 sampai pukul17.00 pada hari senin sampai jumat dan pukul 08.00 sampai pukul  14.00 pada hari sabtu dengan waktu istirahat selama 1 jam pada pukul 12.00 sampai pukul 13.00. Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam pada hari senin hingga jumat.
        Sehingga  pembagian jam kerja QC proses mengikuti jumlah regu kerja yang terdiri dari 3 shift. Masing-masing shift memiliki 7 jam kerja selama satu sehari, dengan pembagian waktu yaitu shift satu dimulai pada pukul 7.00 sampai pukul 14.30, shift dua dimulai pada pukul 14.30 sampai pukul 22.00, dan shift tiga dimulai pukul 22.00 sampai pukul 06.00 WIB. Sedangkan pada hari sabtu pembagian jam kerja pada masing-masing shift yaitu shift satu dimulai  pukul 07.00 sampai pukul 12.00,shift dua dimulai pukul 12.00 sampai pukul 17.00, shift tiga dimulai pukul 17.00 sampai pukul 22.00 WIB. Pada hari minggu hanya dilakukan uji alkali. 

            Sehubungan dengan sering beredarnya informasi yang tidak tepat melalui milis mengenai keamanan pangan produk mi instan, maka PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. selaku produsen mi instan merk Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, dan lain-lain, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang benar sertadapatdipertanggungjawabkan.

Beberapa hal yang perlu kami (pihak Indofood) sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Mi instan Indofood tidak mengandung bahan pengawet.
            Sebagai salah satu makanan kemasan yang popular dan digemari oleh berbagai kalangan, mi instan banyak dipertanyakan apakah menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatannya. Memang untuk mewujudkan berbagai macam makanan dan minuman kemasan, ada satu hal yang memiliki peranan penting yaitu bahan tambahan makanan (BTM). BTM yang antara lain termasuk aroma, pewarna, zat pengawet dan senyawa kimia dapat membuat makanan tampak lebih berkualitas, menarik serta memiliki rasa dan tekstur yang lebih sempurna.
Proses pembuatan blok mi Instan produksi Indofood tidak menggunakan bahan pengawet apa pun, karena dibuat dengan cara digoreng dalam minyak bersuhu tinggi (deep frying) yang mengakibatkan kadar air maksimal dalam mi relatif sangat rendah sehingga tidak memungkinkan mikroba pembusuk untuk berkembang biak. Demi keamanan, sebaiknya kita selalu memperhatikan tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan mi instan produksi Indofood setiap akan membeli atau mengkonsumsinya.

2. Mi instan Indofood tidak mengandung lilin.
            Dalam pembuatan mi instan dilakukan proses pengukusan yang menyebabkan pati menjadi tergelatinisasi. Mengkilatnya mi instan Indofood bila sudah dimasak menunjukkan bahwa mi tersebut telah tergelatinisasi dengan baik;
Jika proses gelatinisasinya baik maka berarti patinya pun matang dengan baik. Untaian mi yang mengkilat dan tidak lengket satu sama lain juga sebagai dampak dari proses penggorengan. Dengan demikian tidak benar bahwa proses pembuatan mi instan Indofood menggunakan lilin.

3. Mi instan Indofood bergizi
            Pada prinsipnya tidak ada satu jenis makanan pun di dunia yang secara tunggal mampu memenuhi seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu keragaman dan variasi dalam mengkonsumsi makanan mutlak diperlukan untuk mendapatkan menu dengan gizi seimbang. Mi instan Indofood khususnya Indomie memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap seperti energi, protein, vit A, C, B1, B6, B12, Niasin, Asam Folat, pantotenat, mineral besi dan natrium. Dalam mi instan Indomie, protein yang dominan adalah protein gandum yang kaya akan asam amino glutamat dan glutamin namun hanya sedikit mengandung lysin. Untuk memperkaya mutu protein sebaiknya makan Indomie dicampur dengan protein hewani seperti telur, daging, keju, ikan, ayam dan lainnya agar tubuh mendapatkan asam amino yang lengkap.
Untuk menambah serat dalam menu makan, kita bisa menambahkan sayuran seperti sawi hijau /caisim, kangkung, wortel, kapri dan sayuran lainnya. Kalau hal tersebut dilakukan maka kandungan zat gizi Indomie akan makin lengkap.

4. Mi instan Indofood tidak mengakibatkan kanker
            Sejauh ini, belum pernah dilaporkan suatu hasil penelitian dari lembaga penelitian yang kompeten bahwa produk mi instan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit apalagi menyebabkan terjadinya penyakit kanker.
            Mekanisme terjadinya kanker, bukan merupakan suatu hal yang sederhana tetapi sangat kompleks. Diantaranya disebabkan adanya senyawa karsinogen dalam suatu produk pangan. Yang perlu diketahui adalah belum pernah ditemukan atau dilaporkan adanya senyawa karsinogen di dalam produk mi instan.