Sabtu, 28 Mei 2011

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN


Dalam lingkungan bisnis global, akuntan manajemen harus mengetahui banyak hal dalam berbagai area bisnis termasuk sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik, dan ekonomi. Selain itu, akuntan manajemen harus mengenal dengan baik peraturan akuntansi keuangan dari negara-negara tempat perusahaan beroperasi.
Perusahaan multinasional (MNC) adalah perusahaan yang menjalankan bisnis di lebih dari satu negara dalam suatu volume di mana kesehatan perusahaan dan pertumbuhannya bergantung pada lebih dari satu negara. Perusahaan ini dapat membangun kegiatan dalam tiga cara utama yaitu melakukan kegiatan ekspor impor, membeli anak perusahaan yang dimiliki secara penuh, atau berpartisipasi dalam joint venture.
Masalah yang mungkin timbul dalam hal ekspor dan impor barang dari luar negeri adalah adanya tarif impor yang berbeda antar negara, zona perdagangan luar negeri, dan pakta perdagangan antara berbagai negara. Akuntan manajemen harus waspada terhadap biaya-biaya yang timbul dari adanya ekspor impor barang dan mengevaluasi manfaat potensial dari zona perdagangan luar negeri.
Dalam hal membeli anak perusahaan yang dimiliki sendiri, akuntan manajemen harus memperhatikan berbagai biaya dan manfaat outsourcing yang mungkin tidak tersedia di negara origin. Berbagai struktur pajak dan otoritas dari suatu negara serta tingkat pendidikan dan infrastruktur berperan penting dalam menilai biaya dan manfaat. Sementara joint venture merupakan kemitraan dimana para investor menjadi bagian dari pemilikan perusahaan. Joint venture terkadang diperlukan untuk menghadapu undang-undang yang berlaku.
Bagi perusahaan multinasional, fluktuasi nilai tukar mata uang asing mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam arena internasional. Manajemen risiko mata uang mengacu pada pengelolaan perusahaan terhadap risiko transaksi, ekonomi, dan translasi. Risiko transaksi mengacu pada kemungkinan bahwa transaksi tunai di masa depan akan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar. Risiko ekonomi mengacu pada kemungkinan bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan di masa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
Suatu cara mengatasi masalah risiko transaksi dan risiko ekonomi adalah melakukan lindung nilai (hedging). Kontrak di depan mensyaratkan pembeli menukar sejumlah mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu (nilai tukar forward) pada tanggal yang telah ditentukan di masa depan. Dalam menghadapi risiko translasi, manajemen dapat memberikan laporan dalam denominasi dolar dan denominasi lokal sehingga manajemen multinasional dapat mengetahui keadaan sebenarnya dari divisi lokal dan dampak translasi mata uang asing.
Perusahaan multinasional menggunakan desentralisasi karena sistem ini memberikan keunggulan bagi divisi negara asal maupun divisi asing. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain :
1.    Manajer lokal mampu menghasilkan keputusan yang lebih baik melalui pemanfaatan informasi lokal.
2.    Manajer lokal mampu memberikan tanggapan yang lebih tepat waktu untuk mengubah keadaan.
3.    Manajer pusat mustahil memahami seluruh produk dan pasar.
4.    Melatih dan memotivasi manajer lokal untuk mengambil keputusan operasional sehari-hari sehingga manajemen puncak dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah jangka panjang.
Pengukuran kinerja pada perusahaan multinasional harus memisahkan antara evaluasi manajer suatu divisi dengan evaluasi divisi tersebut. Manajer seharusnya dievaluasi berdasarkan pendapatan dan biaya yang terjadi. Setelah manajer dievaluasi, laporan keuangan anak perusahaan dapat disesuaikan dengan mata uang induk perusahaan dan biaya-biaya yang diluar kendali manajer dapat dialokasikan. Faktor-faktor lingkungan seperti faktor sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang berbeda di suatu negara dari negara lainnya merupakan hal di luar kontrol manajer akan tetapi mempengaruhi laba dan ROI perusahaan.
Harga transfer merupakan harga yang digunakan ketika satu divisi dari suatu perusahaan memproduksi produk yang digunakan dalam proses produksi divisi lain. Bebrapa metode penetapan harga transfer yang digunakan antara lain :
1.    Metode harga tak terkendali yang dapat diperbandingkan yaitu menggunakan harga pasar.
2.    Metode harga jual kembali merupakan harga jual yang diterima penjual dikurangi markup yang wajar.
3.    Metode biaya plus adalah harga transfer berdasarkan biaya.
Bagi perusahaan multinasional, penetapan harga transfer harus mencapai dua sasaran yaitu evaluasi kinerja divisi dan penetapan pajak penghasilan yang optimal. MNC dengan anak perusahaan di negara dengan pajak tinggi dan negara dengan pajak rendah dapat memanfaatkan penetapan harga transfer untuk menggeser biaya ke negara berpajak tinggi dan menggeser pendapatan ke negara berpajak rendah.
Setiap negara mempunyai kebiasaan dan peraturan yang berbeda dengan negara induk. Perusahaan multinasional harus menetapkan apakah kebiasaan tertentu hanya merupakan cara berbisnis yang berbeda atau pelanggaran atas kode etik berbisnisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar